Suatu hal yang langka bagiku bisa berfoto dan berjumpa langsung bahkan berkesempatan minta tanda tangan dengan seorang penulis yang cukup ternama di Indonesia yaitu Gol A Gong. Seorang travel writer (Penulis kisah-kisah perjalanan) yang terkenal dengan Balada Si Roy-nya ini berkesempatan mengunjungi Bumi Lampung. Pada hari ahad 21 Oktober 2012 di Kampus UMITRA Bandar Lampung, tentu saja tidak kusia-siakan kesempatan langka ini untuk menghadiri pelatihan mengelola taman bacaan masyarakat sekaligus pelatihan travel writing yang diadakan oleh Forum Lingkar Pena Wilayah Lampung. Kedua pelatihan tersebut diisi seluruhnya oleh Gol A Gong. Dari pagi sampai sore ia tak kenal lelah berbagi ilmu kepenulisannya dan pengalamannya kepada
peserta yang hadir. Tak percuma rasanya ia jauh-jauh menyeberangi pulau Jawa ke Sumatra demi memuaskan penggiat sastra yang ada di Lampung.
Seorang penulis yang sudah berusia hampir setengah abad dan
penggagas taman bacaan yang bernama Rumah Dunia di Kota Serang ini,
menjelaskan secara detail tentang bagaimana mengelola suatu taman bacaan
masyarakat. Dari mulai merintis hingga merancang kegiatan-kegiatan sastra yang
ia namai Gempa Literasi. Kemudian dipelatihan selanjutnya ia mengkaji terkait
travel writing. Intinya adalah kemanapun kita pergi, maka tuliskan apa yang ada
disekitar perjalanan kita. Entah itu wisata kulinerny a, sejarah kisah atau
tempatnya, kebudayaannya atau kebiasaan orang-orang disana. Gol A Gong, yang
pernah mengelilingi Indonesia, Asia, bahkan Afrika, selalu merawi catatan
perjalanannya. Hingga terbitlah sebuah buku nonfiksi berjudul TE-WE (Travel
Writer). Hmm.. Boleh nih kita mencobanya. Semua peserta pelatihan yang hadir
termasuk diriku sangat antusias mendengarkan penjabaran yang ia sampaikan.
Suasana pelatihan semakin atraktif ketika sang moderator memberikan kesempatan
kepada para peserta yang hadir untuk bertanya.
Dengan bahasa yang santai tapi lugas, ia jawab semua
pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan para peserta pelatihan. Meskipun dengan
keterbatasan fisiknya (karena memang tangan kirinya sudah tidak ada karena
suatu kecelakaan ketika ia masih berumur 11 tahun), tapi ia tak pernah merasa
malu apalagi minder dengan kekurangannya tersebut. Justru ia tunjukkan bahwa ia
bisa menjadi seperti orang-orang normal lainnya, bahkan lebih dari itu. Subhanallah.
Untuk mengakhiri tulisan singkat ini, pasa saat sore tadi ada
sebuah SMS masuk ke HP saya dari Ketua FLP Cabang Kota Metro Lampung sekaligus
Ketua Pelaksana acara pelatihan tersebut yaitu Kak Suwanda. Begini kurang lebih
isi SMSnya:
“72 jam bersama Gol A Gong, membuatku malu. Serasa amat jauh dari
sosok beliau. Orang yang sederhana, gak mau merepotkan orang, selalu berbagi,
semangat serta hal-hal lain yang tak sempat tertuliskan. Ahh, harusnya aku malu
pada Rabbku. Tangan kiriku yang masih utuh nyatanya lebih banyak digunakan
untuk hal tak bermanfaat lainnya ketimbang hal bermanfaat (menulis). Mari
perbaiki diri dengan terus mengasah kemampuan menulis kita, sebab menulis
adalah proses intelektual, bukan menghayal semata”
‘Salam Literasi’
Ahmad Tarnudzy
(Anggota FLP Cabang Kota Metro - Lampung)
Ditulis di Metro, 22 Oktober 2012
pukul 22.00 WIB s.d selesai
Sungguh, malam suatu anugerah
untuk melahirkan suatu tulisan
Mari
Menulis!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar