04 Oktober 2013

3 Potensi Manusia


3 Potensi Manusia*
(Sebuah Kunci Hidup Sukses Dalam Islam)

*Artikel Islam ini ditulis oleh Ahmad Tarnudzy, artikel Islam ini mendapatkan juara ke-1 dalam lomba menulis artikel ilmiah UKM Al-Kindi Poltekkes Bandar Lampung 
 
Apakah anda kenal dengan seorang ustadz kondang Indonesia bernama Ustadz Jeffry Al-Bukhori –sering disapa dengan sebutan Uje– yang telah meninggal dunia seminggu yang lalu? Atau kenal dengan bintang sepak bola terkenal dunia asal klub Real Madrid dengan gaji triliunan bernama Cristiano Ronaldo? Mungkin juga anda kenal dengan programmer penemu dan pemilik jaringan sosial facebook asal Amerika si jenius Mark Zuckerberg?
Saya yakin anda mengenali mereka semua minimal salah satu diantara mereka karena atas berbagai potensi unggul yang mereka miliki. Tapi tahukah anda bahwa kita pun sebenarnya bisa memiliki potensi-potensi seperti mereka. Kita bisa memiliki fisik bagus dan kuat  seperti  Cristiano Ronaldo, otak cerdas seperti Mark Zuckerberg, jiwa penuh ketaatan pada Sang Pencipta seperti Uje. Semuanya bisa anda dapatkan. Tapi dengan syarat jika kita memaksimalkan secara benar potensi yang telah Allah berikan kepada kita.
Sebagai manusia yang telah diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk lainnya, seperti yang digambarkan di dalam Al-Qur’an surat At-Tiin ayat 4. Tentu saja anda harus memanfaatkan potensi yang ada dengan sebaik-baiknya. Namun potensi apapun itu, seharusnya tetaplah berorientasi pada penggenggam dan pemilik potensi yang hakiki dan kekal yakni Allah SWT. Karena tujuan kita hidup di muka bumi ini adalah mengabdi pada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Lalu bagaimana caranya agar kita bisa memiliki berbagai potensi seperti mereka? Memiliki fisik yang bagus dan kuat, otak yang cerdas, dan ruhiyah yang senantiasa menyala untuk senantiasa menyembah dan mengabdi pada Allah SWT? Terlebih dahulu, saya akan paparkan berbagai potensi itu. Ada tiga potensi yang harus kita maksimalkan, yaitu:

1.      Potensi Jasadiyah (Tubuh)
Allah dan Rasul-Nya lebih mencintai seorang mukmin yang kuat daripada mukmin yang lemah. Hal ini tentu benar apa adanya. Karena dengan memiliki badan yang sehat lagi kuat, maka sangat mudah bagi kita melakukan berbagai aktivitas. Nutrisi bagi jasadiyah diantaranya dengan rajin berolahraga, makan dengan teratur dengan makanan yang halal dan bergizi seperti telur, susu, buah-buahan yang segar, kurma, madu, habbatussauda (jintan hitam), minyak zaitun, dll. Sebagaimana firman Allah:
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168)

2.      Potensi Ruhiyah (Jiwa)

Tak pelak kebutuhan ruhiyah (rohani) atau jiwa ini sangat kita butuhkan bahkan harus menjadi hal yang paling pokok diantara berbagai potensi yang lainnya. Nutrisi bagi ruhiyah adalah dengan dzikrullah atau mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah. Jalannya bisa bermacam-macam. Diantaranya mengerjakan amalan yaumiyah seperti membaca Al-Qur’an, shalat sunnah (rawatib, dhuha, tahajud, dll), puasa sunnah, membaca dzikir ma’tsur, muhasabah diri dan lain-lain. Yang semuanya itu telah Allah dan rasul-Nya perintahkan di dalam nash, baik di dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits.

3.      Potensi ‘Aql (Akal Pikiran)

Potensi inilah yang membuat manusia berbeda dengan makhluk Allah lainnya. Contohnya hewan. Maka manusia patut bersyukur karena telah diberikan potensi akal. Nutrisi bagi akal adalah ilmu. Jalannya pun bisa bermacam-macam. Diantaranya belajar, membaca, menulis, menghadiri majelis-majelis ilmu seperti seminar, pelatihan, bedah buku, dan lain-lain. Sebagaimana firman Allah:
“Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah: 11)

Nah, itulah ketiga potensi yang harus kita ledakkan. Caranya tentu saja kita jalankan dengan penuh komitmen kuat dalam diri kita untuk istiqomah menjalankan potensi-potensi yang sebenarnya telah Allah berikan pada setiap manusia. Dan yang paling penting adalah kita harus mengenal konsep tawazun. Yakni konsep seimbang. Maksudnya adalah potensi-potensi tersebut kita jalankan dengan penuh keseimbangan tidak berat sebelah antara satu sama lainnya. Jika tidak tawazun atau seimbang, maka akan muncul beberapa kondisi yang sangat berbahaya, yakni sebagai berikut:
1.      Jika ruhiyah dan akal kita benar, namun jasadiyah tidak benar akhirnnya bisa klenger. Tiap hari sakit-sakitan melulu. Kena hujan sedikit flu, capek sedikit jadi pusing. Disuruh ngisi pengajian lagi demam. Inginkah anda seperti ini?
2.      Jika ruhiyah dan jasadiyah benar, namun akalnya tidak benar akhirnya bikin minder. Saat kuliah hanya bisa D3 (Datang, duduk, diam) tanpa bisa berbuat apa-apa, saat diskusi atau presentasi lebih banyak diamnya, akhirnya IP pun menjadi kecil.
3.      Jika akal dan jasadiyah benar, namun ruhiyahnya tidak benar akhirnya bikin keblinger. Gak pernah sholat, puasa, ngaji, bayar zakat ataupun haji. Mungkin predikat ini patut kita sandangkan pada Cristiano Ronaldo atau si jenius Mark Zuckerberg yang tidak memiliki agama lurus seperti kita yakni Islam.

Jadi, sudah sangat jelas sekali jika kita memaksimalkan ketiga potensi ini, maka kita akan menjadi seorang muslim sejati. Muslim yang sebaik-baiknya. Baik dipandang manusia terlebih dipandang Allah SWT. Nah, dengan ketawazunan atau keseimbangan inilah kita akan merasakan nikmat yang sebenarnya alias nikmat lahir batin. Nikmat yang bukan hanya kita rasakan di dunia, tapi juga nikmat yang kekal lebih nikmat tak terbayangkan, yaitu kenikmatan surga-Nya. Amin. []



Tidak ada komentar:

Posting Komentar