3 Potensi Manusia*
(Sebuah Kunci Hidup Sukses Dalam Islam)
*Artikel
Islam ini
ditulis oleh Ahmad Tarnudzy, artikel Islam ini mendapatkan juara ke-1
dalam lomba menulis artikel ilmiah UKM Al-Kindi Poltekkes Bandar Lampung
Apakah anda kenal dengan seorang ustadz kondang Indonesia bernama Ustadz
Jeffry Al-Bukhori –sering disapa dengan sebutan Uje– yang telah meninggal dunia
seminggu yang lalu? Atau kenal dengan bintang sepak bola terkenal dunia asal
klub Real Madrid dengan gaji triliunan bernama Cristiano Ronaldo? Mungkin
juga anda kenal dengan programmer penemu dan pemilik jaringan sosial facebook
asal Amerika si jenius Mark Zuckerberg?
Saya yakin anda mengenali mereka semua minimal salah satu diantara
mereka karena atas berbagai potensi unggul yang mereka miliki. Tapi tahukah
anda bahwa kita pun sebenarnya bisa memiliki potensi-potensi seperti mereka. Kita
bisa memiliki fisik bagus dan kuat
seperti Cristiano Ronaldo, otak
cerdas seperti Mark Zuckerberg, jiwa penuh ketaatan pada Sang Pencipta seperti
Uje. Semuanya bisa anda dapatkan. Tapi dengan syarat jika kita memaksimalkan secara
benar potensi yang telah Allah berikan kepada kita.
Sebagai manusia yang telah diciptakan oleh Allah sebagai makhluk
yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk lainnya, seperti yang digambarkan
di dalam Al-Qur’an surat At-Tiin ayat 4. Tentu saja anda harus
memanfaatkan potensi yang ada dengan sebaik-baiknya. Namun potensi apapun itu, seharusnya
tetaplah berorientasi pada penggenggam dan pemilik potensi yang hakiki dan
kekal yakni Allah SWT. Karena tujuan kita hidup di muka bumi ini adalah
mengabdi pada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.” (QS.
Adz-Dzariyat: 56)
Lalu bagaimana caranya agar kita bisa memiliki berbagai potensi
seperti mereka? Memiliki fisik yang bagus dan kuat, otak yang cerdas, dan
ruhiyah yang senantiasa menyala untuk senantiasa menyembah dan mengabdi pada
Allah SWT? Terlebih dahulu, saya akan paparkan berbagai potensi itu. Ada tiga
potensi yang harus kita maksimalkan, yaitu:
1. Potensi Jasadiyah (Tubuh)
Allah dan
Rasul-Nya lebih mencintai seorang mukmin yang kuat daripada mukmin yang lemah.
Hal ini tentu benar apa adanya. Karena dengan memiliki badan yang sehat lagi
kuat, maka sangat mudah bagi kita melakukan berbagai aktivitas. Nutrisi bagi
jasadiyah diantaranya dengan rajin berolahraga, makan dengan teratur dengan
makanan yang halal dan bergizi seperti telur, susu, buah-buahan yang segar,
kurma, madu, habbatussauda (jintan hitam), minyak zaitun, dll. Sebagaimana
firman Allah:
“Hai sekalian
manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan
itu adalah musuh yang nyata bagimu.”
(QS. Al-Baqarah: 168)
2. Potensi Ruhiyah (Jiwa)
Tak pelak
kebutuhan ruhiyah (rohani) atau jiwa ini sangat kita butuhkan bahkan harus
menjadi hal yang paling pokok diantara berbagai potensi yang lainnya. Nutrisi bagi
ruhiyah adalah dengan dzikrullah atau mengingat dan mendekatkan diri kepada
Allah. Jalannya bisa bermacam-macam. Diantaranya mengerjakan amalan yaumiyah
seperti membaca Al-Qur’an, shalat sunnah (rawatib, dhuha, tahajud, dll), puasa
sunnah, membaca dzikir ma’tsur, muhasabah diri dan lain-lain. Yang
semuanya itu telah Allah dan rasul-Nya perintahkan di dalam nash, baik
di dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits.
3. Potensi ‘Aql (Akal Pikiran)
Potensi inilah
yang membuat manusia berbeda dengan makhluk Allah lainnya. Contohnya hewan.
Maka manusia patut bersyukur karena telah diberikan potensi akal. Nutrisi bagi akal
adalah ilmu. Jalannya pun bisa bermacam-macam. Diantaranya belajar, membaca,
menulis, menghadiri majelis-majelis ilmu seperti seminar, pelatihan, bedah buku,
dan lain-lain. Sebagaimana firman Allah:
“Dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS.
Al-Mujadilah: 11)
Nah, itulah ketiga potensi yang harus kita ledakkan. Caranya tentu
saja kita jalankan dengan penuh komitmen kuat dalam diri kita untuk istiqomah
menjalankan potensi-potensi yang sebenarnya telah Allah berikan pada setiap
manusia. Dan yang paling penting adalah kita harus mengenal konsep tawazun.
Yakni konsep seimbang. Maksudnya adalah potensi-potensi tersebut kita jalankan
dengan penuh keseimbangan tidak berat sebelah antara satu sama lainnya. Jika
tidak tawazun atau seimbang, maka akan muncul beberapa kondisi yang
sangat berbahaya, yakni sebagai berikut:
1.
Jika
ruhiyah dan akal kita benar, namun jasadiyah tidak benar akhirnnya bisa klenger.
Tiap hari sakit-sakitan melulu. Kena hujan sedikit flu, capek sedikit jadi
pusing. Disuruh ngisi pengajian lagi demam. Inginkah anda seperti ini?
2.
Jika
ruhiyah dan jasadiyah benar, namun akalnya tidak benar akhirnya bikin minder.
Saat kuliah hanya bisa D3 (Datang, duduk, diam) tanpa bisa berbuat apa-apa,
saat diskusi atau presentasi lebih banyak diamnya, akhirnya IP pun menjadi
kecil.
3.
Jika
akal dan jasadiyah benar, namun ruhiyahnya tidak benar akhirnya bikin keblinger.
Gak pernah sholat, puasa, ngaji, bayar zakat ataupun haji. Mungkin predikat ini
patut kita sandangkan pada Cristiano Ronaldo atau si jenius Mark Zuckerberg yang
tidak memiliki agama lurus seperti kita yakni Islam.
Jadi, sudah sangat jelas sekali jika kita memaksimalkan ketiga
potensi ini, maka kita akan menjadi seorang muslim sejati. Muslim yang
sebaik-baiknya. Baik dipandang manusia terlebih dipandang Allah SWT. Nah, dengan
ketawazunan atau keseimbangan inilah kita akan merasakan nikmat yang sebenarnya
alias nikmat lahir batin. Nikmat yang bukan hanya kita rasakan di dunia, tapi
juga nikmat yang kekal lebih nikmat tak terbayangkan, yaitu kenikmatan
surga-Nya. Amin. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar