Salah satu kreatifitas warga dan spot utama Payungi |
"Bi, besok pagi ke pasar pelangi yuk?" Pinta istriku malam itu, yang memang sudah lama kami ingin ke destinasi ini selain juga memang ia hobi kulineran. Tanpa pikir panjang, aku pun menjawab, "Iya, insya Allah."
Dan pada Ahad 20 Januari 2019 Alhamdulillah saya beserta anak dan istri bisa bertandang ke pasar pelangi. Meskipun sebenarnya ahad adalah hari sibuk bagi kami, karena harus mengontrol dan mendampingi para santriwati pondok berkegiatan. Serta menerima tamu dari wali santri yang ingin menengok dan menjemput anaknya. Tapi yasudahlah, sudah banyak juga ustadzah yang lain. Sesekali. Hehehe..
Foto istri dan anakku. Ini adalah kunjungan ke-2 kami ke Payungi pada 21 April 2019 saat tema Kartini |
Kesan pertama yang kudapat disana adalah "Kreatif". Mengapa? Karena pihak pengelola bisa menyulap sebuah kampung biasa menjadi destinasi wisata yang sangat luar biasa dan menakjubkan. Payungi berupaya melestarikan budaya lokal dan berusaha menjadi contoh pemberdayaan warga di kota Metro. Diketahui, para penggagas dan penggerak Payungi adalah Dharma Setyawan, Asep Hidayat, dan Ahmad Tsauban.
Kondisi pasar Payungi yang disesaki warga sekitaran Metro |
Gak perlu jauh-jauh ke Jogja, di Payungi juga ada nasi gudeg loh! |
Sesampainya disana dengan bantuan Google Map -padahal sudah bertahun-tahun tinggal di Metro- tampak sangat banyak mobil dan motor terparkir dimana-mana. Pikirku pasti sangat ramai. Ternyata lautan manusia telah menyesaki pasar yang buka setiap hari minggu mulai pukul 06.00 - 11.00 Wib ini. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua menyesaki kampung yang kini disebut PAYUNGI (Pasar Yosomulyo Pelangi).
Selfie bersama anakku di Kampung Kelinci |
Disebut pelangi karena memang penuh dengan warna-warni pelangi. Mulai dari rumah, pepohonan, jalanan dan gang, serta berbagai aneka permainan yg berwarna-warni. Sedangkan Yosomulyo sendiri adalah nama salah satu kelurahan atau desa di kecamatan Metro Pusat, Kota Metro, Lampung.
Spot yang gak kalah keren. Bagus banget ya gambarnya!! |
Pada waktu itu adalah kali pertama aku dan istri menginjakkan kaki di Pasar Payungi. Dan saat itu adalah adalah gelaran ke- 13 dengan tema: Permainan Tradisonal. Maksudnya adalah sudah 13x Pasar Payungi ini dibuka. Serta temanya berganti setiap pekan. Katanya, kampung Yosomulyo ini terinspirasi dari Sleman, Yogyakarta
Tembok Beijing China. Keren!!! |
Terpajang motor gede gratis buat diduduki dan selfie :) |
Kelebihan Pasar Payungi adalah banyak spot foto menarik, aneka makanan dan jajanan tradisional, kedai kopi, taman kelinci, pojok boekoe cangkir, sarang madu, rumah ikan (bisa beli dan mancing ditempat), panahan, lempar pisau, dan berbagai alat dan permainan tradisional, seperti egrang, tapak gunung, lompat tali, bakiya, congklak, holahop, dll.
Wiih ada Monas dan gedung-gedung pencakar langit juga, Hehehe... |
Ayo, berkunjung ke Pasar Payungi!!!
Pasar Yosomulyo Pelangi (Payungi). Payungi dapat dapat dimaknai memayungi atau melindungi dari terik dan hujan. Sebuah gagasan untuk memihak kepada pasar warga yang harus terus dilestarikan di zaman milenial.Sebuah pasar digital rakyat yang di gagas oleh Genpi Lampung, Pojok Boekoe Cangkir, Nuwobalak.id, Risma Sabilil Mustaqim dan relawan mahasiswa Perguruan tinggi.Selain menjual jajanan tradisional dengan mayoritas berbahan singkong, pasar ini njuga mengajak anda untuk selfie di kawasan warna-warni.pasar ini juga berjuang melestarikan permainan tradisional dan membangkitkan tradisi budaya seperti seni tari, gamelan, wayang kulit dan dongeng anak. (Sumber: Instagram @Payungi_)
Berminat mengunjungi Payungi, silakan catat informasi dibawah ini ya:
Pasar Yosomulyo Pelangi (Payungi)
Whatsapp: 0816407647
IG: @payungi_
Web: www.nuwobalak.id
Alamat: Jl. Kedondong, Yosomulyo, Metro Pusat, Kota Metro, Lampung, Indonesia 34111
Waktu buka: Setiap ahad pukul 06.00 WIB - 11.00 WIB
Keren ya tempatnya menarik banget untuk dikunjungi.
BalasHapus