يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ
اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا
النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا
يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
Hai orang-orang
yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Keluarga adalah pondasi utama dalam sikap dan perilaku kita sehari-hari.
Dalam Al-Qur’an telah disebutkan pentingnya peranan keluarga dalam kehidupan
kita, QS. Al-Hasyr ayat 6 misalnya. Kita berkewajiban menyelamatkan keluarga
kita dari dahsyatnya siksaan api neraka yang begitu mengerikan. Karena keluarga
adalah sekolah pertama kita. Baik buruk perilaku dan ucapan seseorang,
tergantung bagaimana pola pengasuhan pada setiap keluarga masing-masing.
Pada dasarnya, kita wajib bersyukur karena dilahirkan dalam keluarga
yang beragama Islam. Kita telah mengenal Allah dan segala perintah maupun
larangan-Nya sejak kecil. Ada yang mungkin sejak kecil sudah di sekolahkan di madrasah,
dimasukkan orang tua untuk belajar mengaji di TPA, diajak ayah untuk sholat
berjama’ah di masjid, diajarkan ayah ibu kita untuk berpuasa di bulan Ramadhan,
dan anak perempuan telah diajarkan bagaimana berjilbab, dsb. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Ada juga yang
mungkin belum mengenal ajaran-ajaran Islam secara sempurna, meskipun sejak
lahir beragama Islam. Ayah yang masih suka meninggalkan sholat, ibu yang sulit
mengenakan jilbab, kakak yang masih suka pacaran, orang tua yang lebih percaya
dukun daripada Allah, dan lain-lain yang masih jauh dari ajaran Islam yang
murni. Adakah kita menyesal dilahirkan dalam keluarga seperti ini? Jawabannya
TIDAK. Maka tugas kitalah untuk berdakwah kepada keluarga kita. Mengajaknya
untuk menyeru kepada kebaikan dan menjauhi segala hal-hal yang Allah larang.
Nah, dalam Page
ini saya lampirkan foto-foto keluargaku. Baik keluarga kecilku, maupun keluarga
besarku. Tentunya dalam membentuk keluarga Islami, membutuhkan proses yang
sangaaaat panjaaaang. Termasuk semua anggota keluargaku. Apakah itu diriku
sendiri, istriku, anakku, ibuku, kakak-kakakku, adikku, keponakanku, dll.
Semuanya membutuhkan proses yang sangat panjang, tak kenal letih dan bosan.
Semoga kita semua dapat membetuk keluarga yang diridhoi Allah Swt yang sakinah,
mawaddah, warrahmah. Aamiiin…
Foto: Saya, istri dan anak lelaki pertamaku. (Anak kedua dalam foto ini masih 5 bulan dalam kandungan istriku) |
Foto: Keluarga Besarku. 1 ibu bererta 8 anaknya |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar