19 Juni 2019

My Family

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
(QS. At-Tahrim: 6)

Keluarga adalah pondasi utama dalam sikap dan perilaku kita sehari-hari. Dalam Al-Qur’an telah disebutkan pentingnya peranan keluarga dalam kehidupan kita, QS. Al-Hasyr ayat 6 misalnya. Kita berkewajiban menyelamatkan keluarga kita dari dahsyatnya siksaan api neraka yang begitu mengerikan. Karena keluarga adalah sekolah pertama kita. Baik buruk perilaku dan ucapan seseorang, tergantung bagaimana pola pengasuhan pada setiap keluarga masing-masing. 

Pada dasarnya, kita wajib bersyukur karena dilahirkan dalam keluarga yang beragama Islam. Kita telah mengenal Allah dan segala perintah maupun larangan-Nya sejak kecil. Ada yang mungkin sejak kecil sudah di sekolahkan di madrasah, dimasukkan orang tua untuk belajar mengaji di TPA, diajak ayah untuk sholat berjama’ah di masjid, diajarkan ayah ibu kita untuk berpuasa di bulan Ramadhan, dan anak perempuan telah diajarkan bagaimana berjilbab, dsb. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Ada juga yang mungkin belum mengenal ajaran-ajaran Islam secara sempurna, meskipun sejak lahir beragama Islam. Ayah yang masih suka meninggalkan sholat, ibu yang sulit mengenakan jilbab, kakak yang masih suka pacaran, orang tua yang lebih percaya dukun daripada Allah, dan lain-lain yang masih jauh dari ajaran Islam yang murni. Adakah kita menyesal dilahirkan dalam keluarga seperti ini? Jawabannya TIDAK. Maka tugas kitalah untuk berdakwah kepada keluarga kita. Mengajaknya untuk menyeru kepada kebaikan dan menjauhi segala hal-hal yang Allah larang.

Nah, dalam Page ini saya lampirkan foto-foto keluargaku. Baik keluarga kecilku, maupun keluarga besarku. Tentunya dalam membentuk keluarga Islami, membutuhkan proses yang sangaaaat panjaaaang. Termasuk semua anggota keluargaku. Apakah itu diriku sendiri, istriku, anakku, ibuku, kakak-kakakku, adikku, keponakanku, dll. Semuanya membutuhkan proses yang sangat panjang, tak kenal letih dan bosan. Semoga kita semua dapat membetuk keluarga yang diridhoi Allah Swt yang sakinah, mawaddah, warrahmah. Aamiiin…

Foto: Saya, istri dan anak lelaki pertamaku. (Anak kedua dalam foto ini masih 5 bulan dalam kandungan istriku)

Foto: Keluarga Besarku. 1 ibu bererta 8 anaknya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar