Senin, 02 Oktober 2017 adalah salah satu hari sejarah bagiku. Kenapa? Karena pertama kalinya naik pesawat terbang. Hahaha...
Ada rasa deg-degan ketika malam harinya booking lewat Traveloka. Takut jatuh. Kayak berita di TV-TV.. Syereeemm...
#alay #mode #on Hehehe...
Malam sebelum besok pagi berangkat, aku dan istri berbincang perihal kepergianku besok pagi. Entah sudah berapa kali saja topik ini kami bicarakan. Intinya tak terhitung lagi. Hehe... Ada rasa sedih yang tergambar di raut wajah istriku. Seperti tak rela melepas kepergianku. Apalagi mengurus Ziyad anak lelaki kami sendiri, belum lagi paginya ngajar TAUD, lalu sorenya ngajar TPA. Belum kalau malam Ziyad rewel. Maa Syaa Allah pasti dobel dobel capeknya.
Kutanamkan saja padanya bahwa 100 hari itu tak lama jika kita bersabar dan ikhlas. In syaa Allah akan terasa cepat kalau kita lalui dengan itu. Semuanya demi menegakkan panjiNya. Dan Surga. Hanya itulah tujuan kami. Bersabar dan bersabar. In Syaa Allah, Allah meridhoi kita.
Hari yang ditunggu pun tiba. Sampailah aku dibandara dengan menumpangi bus dari Metro. Agak repot ketika masuk bandara. Pertama, masuk ke boarding pass buat check in. Sebelum check in kita harus melepaskan semua atribut yg kita pakai. Seperti tas, jaket, dompet dan HP serta tali pinggang. Sempat bertanya-tanya kenapa tali pinggang dilepas-karena bagiku itu hal pribadi banget ngelepas tali pinggang depan umum. Kata petugasnya sih memang peraturannya harus dilepas.
Lalu semua barang-barang itu dimasukkan ke mesin yang berjalan. Nah baru deh kita nya yg gantian masuk lewat pintu masuk. Eits, gak asal masuk loh. Tiba-tiba kita disuruh berhenti sama petugasnya dan disuruh merentangkan tangan. Lalu ada benda/mesin yg dipegang petugas berwarna hitam, panjang dan berbunyi siap mendeteksi seluruh tubuh kita. Hiiiii....
Setelah selesai proses pensterilan badan dan barang, baru deh bisa check in ke loket. Pilih loket sesuai maskapai kita. Berhubung aku pakai Sriwijaya air, maka aku langsung menuju loket yg ada logo maskapainya. Kemudian menyerahkan bukti e-tiket dari inbox email yg telah dikirim dari Traveloka-tentunya telah transfer uang yaaa. Dan kartu identitas diri alias KTP. Setelah itu petugas lalu memberi tiket. Dan disuruh naik ke lantai 3 ke ruangan G2. Nah sebelum masuk ruang G2, ternyata ada proses pensterilan barang dan benda lagi. Duh, rempongnya ckckck..
Akhirnya semua proses telah beres. Kita tinggal menunggu di ruang G2 sambil nunggu pesawat tiba. Sekitar 30 menit akhirnya ada halo-halo bahwa penumpang disuruh naek pesawat dengan mengantri dan menunjukkan tiket. Oleh petugas tiket bagian bawah di sobek. Lalu kita langsung diperbolehkan masuk dan menuruni anak tangga menuju area pesawat yg begitu amat luas. Ada beberapa pesawat yang sudah nangkring disitu. Ada Garuda, Lion dan tentu saja Rajawali. Tapi menuju ke pesawat lumayan cukup jauh. Bisa gempor kalau jalan kaki. Tapi jangan khawatir dulu, kita disediakan bus bandara pas kita turun tangga tadi. Akhirnya para penumpang berbondong-bondong menuju bus. Perlahan tapi pasti bus berjalan mendekati pesawat. Bus berhenti, lalu penumpang turun.
Dag-dig-dug rasa nerveous itu muncul lagi ketika aku berjalan mendekati pesawat. Biar hilang rasa dag-dig-dug nya kita selfie aja deh dulu di depan pesawatnya. Hahaha... setelah hati terkondisikan dengan lafaz Bismillahirrahmanirrahiim aku pijak satu persatu anak tangga menuju badan pesawat. Lalu kita terbaaaaaaang.
Ternyata naek pesawat tidak mengerikan seperti yang kita bayangkan. Ketika sudah didalam kita bakal disapa oleh pramugari yang cantik seraya memberi kita biskuit dan air mineral. *yang jomblo harap bersabar. Hahaha... lalu mencari nomor duduk sesuai tiket. 30F itulah nomor kursiku. Beruntung sekali deretan kursiku masih kosong. Jadi bisa duduk di pojok dekat jendela. Tas besar yang kubawa, kumasukkan ke bagasi yg berada diatas kepalaku. Sedangkan tas kecil aku pakai saja. Setelah duduk, ada 4 wanita cantik alias pramugari yang beraksi ditengah-tengah penumpang. Mereka berbaris dari ujung ke ujung guna memaparkan perintah suara yg menggema di dalam pesawat. Perintahnya umum koq, seperti cara memasang sabuk, cara memasang pelampung ketika ada bahaya, dll. Terus mereka juga sempat promosi alias dagang produk-produk mereka. Seperti oleh-oleh batik, mainan pesawat, gantungan kunci pesawat, dll.
Akhirnya pesawat siap terbang. Semua penumpang diperintahkan berpegangan dan memastikan sabuk pengaman telah dipasang. Ngeeennnggg... akhirnya pesawat terbang juga. Ada sedikit lonjakan ketika terbang. Jadi siap-siap berpegangan. Dan selanjutnya pesawat pun terbang dengan nyaman.
Tak lepas-lepas kupandangi bumi dari atas. Awan-awan beterbangan seperti kapas. Bergelantung diatas langit. Rumah-rumah begitu amat kecil. Seperti rumah-rumah yang ada di Monopoli. Hehehe... Seiring pesawat terbang meninggi, maka rumah-rumah pun tak tampak lagi. Hanya ada gumpalan awan yang berjalan, hamparan langit biru yang begitu bersih dan sinar matahari yang begitu menyengat.
Ketika lagi asyik masyuk nya menikmati pesawat, tiba-tiba petugas lewat microfon memberi tahu bahwa pesawat akan segera mendarat. Wawww!!! Cepat sekali. Hanya 45 menit perjalan dari Lampung - Jakarta. Luarrr biasa!!! Aku pun jadi membayangkan kalau naik bus pasti lama sampainya. Belum antri naik kapal lautnya.. Hmm.. ternyata emang enak naik pesawat. Kalau kata emakku emang kalau ada duit pasti semuanya enak. Hahaha...
Proses landing alias mendarat pun ketika mau turun lonjakannya agak keras. Maka lakukan hal yang diatas ya...! Alhamdulillah akhirnya aku sudah berada di belahan bumi yang lain
*yaelah kyak jauh aja, padahal cuma Jakarta. Hehehe... Tibalah diriku di Bandara Internasional Soekarno Hatta dan siap melanjutkan perjalanan lewat Bus Damri menuju Bogor.
Hari ini, 02 Oktober 2017 Pkl. 15.17 Wib di dalam Bus Damri menuju Bogor
Musafir menuju lembah pencari ilmu
-Ahmad Tarnudzy-
#dipost diblog Sabtu 10 Februari 2018
#ceritapengalamannaikpesawat #pertamakali #firsttime #dusun #sumpu #ndeso #hahahihi #pesawat #lampung #jakarta #bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar