#Cerita Kehamilan Istriku
Diawal Ramadhan tahun 2016 ini,
kehamilan istriku memasuki bulan ke-7 atau 28 minggu. Itu artinya tinggal 2
bulan lagi hingga genap 9 bulan atau 40 minggu calon dedek bayiku (Debay) yang
pertama akan lahir. Maa Syaa Allah. I
will to be a father. I don’t believe that, but this is a reality. Alhamdulillaaah. Aku akan menjadi seorang bapak. Bapak yang mempunyai anak. Anak yang mesti
dibesarkan dan dididik dengan baik. Subhanallah, kini amanahku akan bertambah
lagi setelah
istriku yang juga amanahku. Betapa bahagia diriku saat ini.
istriku yang juga amanahku. Betapa bahagia diriku saat ini.
Dan kemarin pas puasa pertama,
keluarga besarku di Kotabumi, Lampung Utara mengadakan Tujuh Bulanan. Sebuah tradisi
lama orang Jawa untuk merayakan kehamilan karena telah memasuki usia kehamilan
ke-7 bulan. Aku sih sebenernya gak mau diadakan acara begituan,
karena menurut pemahamanku itu termasuk perbuatan Bid’ah, namun istriku
menyarankan agar tidak menolak acara Tujuh bulanan tersebut niatkan saja dalam
rangka menghormati orang tua, insya Allah tidak mengapa. Dan akhirnya
berjalanlah acara Tujuh bulanan tersebut. Xixixi...
Makanan khas acara Tujuh Bulanan |
Menurut HPL (Hari Perkiraan Lahir) yang
diterangkan oleh dokter kandungan serta bidan, calon debay akan lahir pada
bulan Agustus. Yang membuatku kaget tanggalnya jatuh pada tanggal 17. “Wow
itu kan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia...?” Yap, 17 Agustus 1945.
Berarti kalau calon debay lahir menjadi 17 Agustus 2016. Yang tiap tahunnya
dirayakan oleh seluruh rakyat Indonesia. It’s amazing.
Garis 2 pertanda positif hamil pada test pack |
Namun, aku sebagai calon Bapaknya
tidak mengharapkan calon debay lahir pada hari Kemerdekaan Indonesia tersebut.
Malah aku mengharapkan calon debay lahir 2 hari lebih maju dari tanggal 17
yaitu tanggal 15. Apa sebab..? Karena tanggal 15 Agustus adalah tanggal lahirku
sebagai calon bapaknya. Aamiin Ya Rabb. Biar nanti kalau ingin
mengadakan pesta ulang tahun jadi bisa lebih hemat sekaligus 2 orang, bapak dan
anak. Hehehe.. Just kidding. ‘Ala kulli hal, tanggal dan bulan berapa
pun nantinya calon debay lahir, tentunya aku mengharapkan calon debay lahir
dengan normal tanpa operasi caesar, sehat dan menjadi Qurrota ‘Ayun
alias penyejuk mata bagi keluarga kecilku ini.
Tak terasa 7 bulan sudah istriku
berjuang dengan keras mengandung jabang bayi dengan lemah yang
bertambah-tambah. Terbukti banget kan dalam Al-Qur’an surat Luqman ayat
14. Aku sebagai seorang suami terlebih sebagai seorang laki-laki tentu tak bisa
merasakan apa yang istriku rasakan. Apalagi saat Tri Semester pertama (usia
kehamilan 1 – 3 bulan), ada saja hal yang membuat istriku merasa kesakitan.
Seperti mual, muntah, pusing, dll. Gejala ini katanya sih namanya Morning
Sickness.
Morning Sickness dialami oleh istriku, hal ini sangatlah wajar terang bidan. Namun
kondisi fisik istriku yang memang lemah dan mempunyai riwayat penyakit types
menjadi sangat lemah yang selemah-lemahnya. Ditambah gejala-gejala kehamilan
seperti seringnya keluar flek (cairan putih), kram perut, perut tergoncang
keras karena gerakan bayi yang aktif, sakit pinggang, dan kaki membengkak.
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku kontrol tiap bulan) |
Pernah suatu sore saat aku dan
istriku baru saja pulang dari pesta pernikahan teman kami, tiba-tiba perut
istriku sangat sakit. Waktu itu usia kandungan baru saja menginjak usia 2
bulan. Istriku menjerit hingga meronta-ronta kesakitan. Bahkan air mata jatuh
dari pelupuk mata beningnya. Aku yang tidak mengerti apa-apa sontak begitu
panik. Berbagai cara aku lakukan, seperti mengelus-ngelus perut untuk
menenangkannya sambil membacakan ayat-ayat Al-Qur’an, meminumkan air zam-zam
yang sebelumnya kubacakan doa-doa ma’tsur yang kebetulan kami dapatkan dari
pakdenya istriku karena baru saja pulang dari umroh.
Berbagai usaha telah kulakukan,
ku-SMS temanku, ku-BBM kakakku yang dulu seorang apoteker, guna saran untuk
harus mengonsumsi obat apa. Setelah disarankan dengan obat ini-itu, kutancap
gas menuju apotek. Sampai-sampai aku sholat maghrib dirumah mendampingi istriku
dan bahkan istriku kuperintahkan menjamak antara sholat maghrib dan isya. Bi Idznillah, Perlahan demi perlahan
hingga malam tiba kondisi istriku membaik. Alhamdulillaah Ya Allah.
Dari berbagai rasa sakit yang kerap
mendera istriku saat hamil, ia pun sering izin mengajar disekolahnya. Dalam 1
minggu pasti ada saja izinnya. Aku sebagai suaminya terkadang tak tega melihat
betapa menderitanya istriku. Terlintas tanya dalam benak, beginikah rasanya
hamil? Se-menderita inikah hamil? Allah, berikan kesabaran bagi setiap ibu
hamil didunia ini. Semoga kucuran pahala kian deras menghinggapi untuk setiap
rasa sakit yang dialami seorang ibu hamil. Pahala jihad terbentang luas untukmu
Wahai Ibu Hamil, Wahai Istriku Tersayang.. :*
Sukarame-Bandar Lampung, 07 Ramadhan 1437 H (12
Juni 2016)
Lelaki yang menantikan buah hatinya,
kok yg dialami putri mirip q y. q pas usia 6 bln kmrn perutnya sakit sampe g bisa jalan. suami q smpe bingung sendir. dr bulan desember dah q tulis cerita kehamilan q. tp belum sempet posting di blog. salam buat putri y, bahagia bgt jd bumil krn pahala nya bumil banyak. :)
BalasHapus