Wawancara tentang Taman Baca Masyarakat (TBM) FLP Lampung
Hasil wawancara oleh Rudiansyah (Wartawan Lampost) kepada saya selaku Pj Ahmad Tarnudzi ini dimuat dikoran Lampung Post edisi Minggu/13 Desember 2015
Rubrik Lentera Hal. 16 Koran Lampost |
1. Sejak kapan mulai terlibat diperpustakaan keliling FLP? (Bisa diceritakan)
Saya mulai terlibat di perpustakaan keliling FLP (TBM/Taman Baca Masyarakat yang biasa kami panggil) ini sejak akhir tahun 2013. Saya diajak turut aktif oleh Tri Sujarwo selaku ketua FLP Wilayah Lampung saat itu, kini diketuai oleh Destiani. FLP atau Forum Lingkar Pena sendiri merupakan organisasi kepenulisan yang tersebar diseluruh Indonesia bahkan mancanegara termasuk provinsi kita ini.
2. Awal ketertarikan hingga diamanahkan menjadi koordinator?
Saya tertarik hingga terlibat di TBM ini berawal dari bergabung di FLP. Karena kegiatan pekanan FLP adalah menggelar TBM, maka saya pun merasa bertanggung jawab apalagi sekarang saya diamanahi sebagai ketua FLP cabang Bandar Lampung otomatis langsung dipilih menjadi koordinator TBM, selain karena hobi saya menulis dan membaca.
3. Bagaimana upaya untuk mensosialisasikan gemar membaca?
Salah satu upaya kami mensosialisasikan gemar membaca adalah dengan adanya TBM secara gratis ini. Gratis baca buku ditempat sepuasnya bahkan bisa dipinjam untuk dibawa pulang kerumah. Menurut saya ini adalah cara paling efektif agar masyarakat gemar membaca. Karena selain caranya yang unik yaitu menggelar ratusan buku dipinggir jalan saat puluhan hingga ratusan orang berlalu lalang di sekitaran GSG Unila, juga memudahkan masyarakat mengakses buku tanpa repot-repot meminjam ke perpustakaan kampus atau daerah atau membeli ke toko-toko buku dengan harga yang mahal.
4. Siapa saja target perpustakaan keliling?
Targetnya adalah masyarakat umum. Meskipun kami menggelarnya di kawasan kampus Unila yang kebanyakan mahasiswa, tetapi ketika minggu pagi kondisi di sekitaran GSG Unila beragam. Mulai dari masyarakat umum yang menyengaja datang ke sekitaran GSG Unila untuk berolahraga seperti: lari pagi, senam, renang, bermain bulu tangkis, sepak bola dan basket, hingga latihan karate khusus anak-anak SD. Selain itu juga disekitaran GSG Unila masyarakat umum bebas berjualan apa saja, jadilah ramai sekali ketika minggu pagi disini.
5. Apa tantangan dan kendala selama ini?
Tantangan terbesar menggelar TBM sebenarnya tidak ada. Pernah suatu ketika kami dilarang oleh bagian keamanan Unila untuk menggelar TBM, namun setelah kami jelaskan bahwa kami tidak berjualan barulah mereka mengerti dan mendukung kegiatan kami malah ada diantara mereka yang menyumbangkan buku ke kami. Sedangkan kendalanya ketika hujan datang, maka kami tidak bisa menggelar TBM. Selain itu kendala yang kami alami selama ini adalah kurangnya SDM. Sedikit orang yang mau merelakan waktu liburnya diminggu pagi berkegiatan sosial seperti kami.
6. Suka duka selama ini?
Karena ini adalah project sosial, maka kami berusaha melakukan semua ini dengan ikhlas. Dengan niatan ingin memasyarakatkan masyarakat agar gemar membaca, itu saja. Dengan apa yang kami lakukan seperti ini, pernah ada pengunjung TBM yang bersimpati dengan kami untuk mengajak makan nasi liwet gratis di kedainya. Namun sampai saat ini salah satu pengunjung tersebut tidak muncul lagi. Hehe.. Selain itu kami sangat senang sekali ketika ada pengunjung yang menyumbangkan bukunya. Satu sampai dua buku bahkan hingga berdus-dus, hingga membuat kami bahagia sekali seperti mendapatkan rezeki yang melimpah.
7. Bagaimana menurut Anda minat baca masyarakat sekarang?
Menurut saya minat baca masyarakat sekarang tergolong rendah. Tidak seperti di negara-negara lain seperti Jepang misalnya yang menyediakan bacaan gratis ditempat-tempat umum. Kalau di Indonesia, Lampung khususnya masih sangat sulit dilakukan gerakan-gerakan seperti itu. Apalagi sekarang makin maraknya berbagai jenis gadget yang akhirnya mengakibatkan rendahnya minat membaca. Padahal ayat Al-Qur’an yang pertama turun memerintahkan kita untuk membaca.
8. Selain aktif diperpustakaan keliling apa kegiatan Anda?
Kegiatan saya banyak dihabiskan di Panti Asuhan Budi Mulya Muhammadiyah Sukarame. Karena memang saya bekerja dan tinggal sebagai salah satu pengasuh di panti asuhan tersebut. Selain itu saya juga membantu mengajar sebagai guru honor di sekolah-sekolah Muhammadiyah yang ada disekitar Bandar Lampung.
9. Apa harapan dan mimpi Anda kedepan untuk perpustakaan keliling ini?
Harapan dan mimpi saya untuk TBM ini adalah kebermanfaatannya bisa selalu dirasakan semua orang. Kapanpun dan dimanapun. Pernah kami bermimpi disela-sela kami menggelar TBM yaitu mempunyai tempat khusus menaruh buku-buku kami semisal sekretariat. Karena memang sampai saat ini kami masih menggunakan rumah salah satu anggota kami untuk dititipkan semua buku TBM ini.
10. Oh ya biasanya dimana dan kapan saja ada perpustakaan keliling ini?
Kami biasa menggelar TBM di trotoar samping kandang rusa atau sekitaran GSG Unila Bandar Lampung setiap minggu pagi mulai pukul 06.00 Wib – 10.00 Wib. Sengaja kami pilih disana karena kondisi dan posisinya sangat strategis dan ramai.
11. Berapa koleksi dan dari mana saja?
Buku-buku di TBM berasal dari kita, oleh kita dan untuk kita. Maksudnya buku-buku yang kami jajakan awalnya berasal dari buku-buku koleksi pribadi kami, hingga sekarang banyak orang yang menyumbangkan buku-buku untuk FLP. Saat ini kami mempunyai koleksi buku hampir 200 buku.
12. Berapa orang yang terlibat?
Keterlibatan dalam menggelar TBM sebenarnya semua anggota FLP. Namun, tidak semua mempunyai waktu luang, ada saja kesibukan kami masing-masing. Jadi siapa saja yang mempunyai waktu luang bisa datang untuk menggelar TBM bersama-sama. Atau pernah kami membuat jadwal untuk menggelar TBM, tapi saya sebagai koordinator mau tidak mau setiap minggu pagi mengawali terlebih dahulu untuk menggelar TBM.
13. Bagaimana jika ada yang berminat donasi buku?
Alhamdulillah selama saya dan teman-teman menggelar TBM di minggu pagi ini, banyak orang-orang yang mendonasikan buku-buku koleksinya untuk TBM. Biasanya dalam menggelar TBM kami sambil promosi kegiatan-kegiatan kami sehingga banyak orang yang tertarik menyumbangkan buku. Teknis pendonasian buku bisa diantarkan langsung ke lokasi TBM atau kami jemput kerumah orang yang ingin mendonasikan buku tersebut. Dan sekarang hampir semua buku yang kami gelar bersumber dari para donatur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar