11 April 2014

KPK (Kisah Pemilu-Ku)


Tahun 2014 adalah tahun politik. Kalimat tersebut sudah digaungkan sejak lama sebelum tahun 2014 tiba. Mengapa disebut tahun politik? Karena memang tahun ini merupakan tahun diadakannya PEMILU yang berlangsung 5 tahun sekali. Hajat besar bagi seluruh warga Indonesia ini berlangsung pada hari rabu tanggal 09 April 2014. Masyarakat Indonesia akan berbondong-bondong menuju TPS terdekat untuk menyoblos pilihan mereka masing-masing, tentunya yang sesuai hati nurani
masyarakat itu. (Bukan Hanura loh maksudnya!!!).


Dalam pemilu tahun ini, masyarakat akan dihadapkan dengan pemilu legislatif. Yaitu masyarakat akan memilih orang-orang yang bakal menduduki kursi di DPR, DPD, pemilukada (khusus di Lampung) dan pemilu pilpres (Bulan Juni kelak). Dari berbagai partai yang berjumlah 15 itu mewakilkan para anggotanya untuk tampil sebagai sosok caleg-caleg yang akan dipilih masyarakat.
Termasuk diriku pun akan memilih dari berbagai caleg-caleg yang nyalon sebagai wakil rakyat. Kedua kalinya dalam hidupku menjadi peserta pemilu yang kuawali saat tahun 2009 lalu. Kini tahun 2014 merupakan kali keduanya aku mempunyai hak untuk memilih. Kalau tahun 2009 lalu aku masih duduk dibangku akhir SMA, tahun 2014 ini aku sudah menjadi seorang guru tentunya dengan kuliah S1 terlebih dahulu.

Rabu pagi ba’da shubuh bertepatan pada tanggal 09 April 2014, hari dimana pesta rakyat berlangsung, aku bergegas mempersiapkan diriku menuju stasiun kereta api. Sebagai warga Indonesia yang sama-sama mempunyai hak memilih, maka aku sempatkan diriku pulang kampung demi menyoblos. Akhirnya sampai juga aku di stasiun kereta api tanjung karang dengan diantar Andi Bahri, teman ditempat aku bekerja dan mengabdi. Akhirnya pukul 06.30 WIB kereta api berangkat yang akan membawaku menuju kota kelahiranku di Kotabumi. Sekitar pukul 08.30 WIB akhirnya sampai juga aku di stasiun Kotabumi. Segera kulangkahkan kaki ini menuju rumahku yang tak jauh dari stasiun tersebut.

Sesampainya dirumah, kulihat ibuku sedang sibuk berkutat di dapur. Meskipun libur (tak dagang, karena pemilu hari ini ditetapkan sebagai hari libur nasional juga) ibuku tetap sibuk saja di dapur. Segera kukecup tangannya. Sedangkan di kamar, ada Mbakku Ria yang sedang beres-beres kamarnya. Sebenarnya dirumahku penghuni hanya tinggal berdua saja, yaitu Ibuku dan Mbakku itu. Namun Ayuk (anak pertama ibuku), tinggal persis dibelakang rumah ibuku bahkan berdempetan. Maka tak pelak rumahku dan rumah ayukku ibarat jadi satu rumah. Jadi ramai ditambah dengan 4 anaknya ditambah pula menggelar jualannya (sembako) diteras depan rumahku. Jadinya its very crowded. Asyik juga, ibuku jadi tidak kesepian karena ditinggal dengan sebagian anak-anaknya merantau semua. Termasuk diriku yang merantau di ibukota Bandar Lampung.

Akhirnya baru pukul 11.00 WIB kami sekeluarga berangkat menuju TPS. Tak apalah agak siang, karena mafhum para perempuan baru saja selesai mengerjakan tugas di dapur, dll. Kami berempat, Aku, Ibuku, Teh Ria dan Ayuk perlahan menuju TPS yang berada dilapangan. Selalu lapangan menjadi TPSnya, karena memang luas. Sedangkan Kang Emi (Suami Ayukku) sudah nyoblos sejak jam 8 pagi tadi. Sesampainya di TPS, kondisi sudah agak sepi. Segera kuletakkan ke panitia nomor pemilih kami berempat menunggu antrian. Tak lama setelah sekitar setengah jam menunggu satu-persatu nama kami dipanggil oleh Kang Heri (panitia TPS yang juga guru ngajiku dulu waktuku kecil di TPA Asy-Syafa'ah).

Akhirnya nyoblos juga. Aku milih siapa ya?? Kami berempat sudah kompak untuk memilih partai dengan nomor urut 3 yaitu PKS. para calegnya pun yang berasal dari partai tersebut. Alasannya kami memilih partai itu karena kredibilitasnya dari dulu terkenal baik dan sedikit kasus korupsinya, dan kasus-kasus yang lainnya. Setelah selesai nyoblos, seperti biasa, jari kelingking tangan kiri kami dicelupkan dengan tinta agar tak memilih 2x.

Tepat adzan zuhur berkumandang akhirnya kami meninggalkan TPS. Kutunaikan solat zuhur, makan siang dan istirahat alias tiduuur. Karena memang kondisiku lagi kurang fit. Pukul 15.20 WIB kembali adzan asar berkumandang, kulangkahkan kakiku menuju mushola samping rumahku untuk solat asar. Ternyata salah satu jama'ahnya ada pengaman pemilu alias Polisi, hehehe....

Selepas azan asar kuniatkan untuk segera pulang ke Sukarame, Bandarlampung lagi. Bada asar ini dijadwalkan kereta akan berangkat dari Kotabumi menuju Bandarlampung. Sebelum pergi ke stasiun, ibuku menyuruh makan terlebih dulu. Dan akhirnya aku pun makan. Setelah makan dengan cumi dan ikan yang Muannntaaaap banget, aku pun bersiap-siap menuju stasiun. Dengan diantar Kang Emi pake motornya, kami bergegas menuju stasiun Kotabumi.

Tibalah aku di stasiun Kotabumi. Luar biasa sangat ramai sekali. Loket tempat penjualanan karcisnya pun antre panjang. Terpaksa kusambung antrian itu. Dan Alhamdulillah dapat tiket jua meskipun tanpa tempat duduk.Segera kunaiki kereta api KRD jurusan Tanjung Karang. Sekitar ada 5 gerbong dalam kereta itu dan kupilih gerbong terakhir dengan duduk di penyangga besi dekat pintu. (Duh.. duh.. kasian sekali diriku tak dapat tempat duduk :( .)

Jam 16.45 WIB kereta berangkat. Agak ngaret yang seharusnya berangkat ham 16.30. Tak apalah yang penting aku bisa kembali ke Bandarlampung karena besok paginya aku harus mengajar di kelas VII B MTs Muhammadiyah Sukarame. Ketika kereta sedang merayap berjalan, kukirimkan sebuah SMS kepada Andi Bahri untuk menjemputku di stasiun ba'da Isya nanti. Akan tetapi ia mengatakan bahwa ia sedang berada di Natar karena sedang ada pertandingan sepak bola dengan warga sana. Sedangkan ia akan kembali ke Bandar lampung lagi juga pas ba'da Isya. namun ia menjawab Insya Allah akan menjemputku dengan menyuruh salah satu anak panti.

Kereta terus melaju kencang hingga akhirnya meninggalkan kota kelahiranku itu. Dan pada jam 18.45 WIB kereta tiba di stasiun Tanjung Karang. Segera kubergegas menuju masjid untuk menunaikan sholat Magrib. Alhamdulillah.. tenang sekali rasanya. Selepas solat magrib kududuk santai di teras masjid taqwa yang besar nan megah ini. Kukeluarkan HP-ku untuk memastikan Andi akan menjemutku atau tidak. Dan Alhamdulillah ia mengatakan bahwa nanti ba'da Isya Beni (salah satu anak panti) yang kan menjemputku.

Kembali azan isya berkumandang, kubergegas masuk masjid dan segera kutunaikan solat Isya berjama'ah. Selepas solat isya, kembali kududuk diteras masjid ini sambil menunggu jemputan. Malam kian larut hingga menunjukkan pukul 20.30 WIB namun Beni tak kunjung tiba. Ada persaan khawatir ia tak menjemputku. Tiba-tiba kekhawatiran itu hilang ketika kulihat seorang kakek yang sudah renta sedang beres-beres diteras masjid untuk tidur. Astaghfirullah, kakek setua ini kenapa bisa tidur dimasjid? Kemana ia mau pergi? Dan kenapa ia bisa disini? Pertanyaan-pertanyaan itu terus menggelayuti pikiranku tanpa berani mengutarakan langsung pada kakek itu. Huff... aku merasa tak ada apa-apanya dengan kakek itu. Akhirnya aku pasrah tak menanti jemputan lagi. Kugelar tasku untuk menjadi bantal dan aku siap juga untuk tidur dimasjid ini.

Ketika mataku hampir terpejam, tiba-tiba HP-ku berbunyi pertanda ada panggilan masuk. Ternhyata dari Ustadz Rosyid. Namun yang berbicara Beni. Akhirnya aku dijemput juga. Alhamdulillaaah.... Sebelum pulang ke panti, kuajak Beni untuk mampir di warung nasi goreng untuk makan malam. Karena memang aku sangat lapar sekali. Sambil bercerita banyak dengan beni kami nikmati nasi goreng itu dengan lahap ditemani angin sepoi-sepoi yang menyentuh lembut tubuh kami.

Akhirnya kami sampai juga di tempat pengabdianku di Komplek Pendidikan Muhammadiyah Sukarame. Kutengok sebentar ruang kelas yang digunakan untuk TPS Pemilu hari ini sebelum menuju kamarku. Kulihat para panitia sedang sibuk menghitung jumlah surat suara yang masuk. Hanya sebentar kulihat prosesinya dan akhirnya kutinggalkan menujun kamarku karena aku angat capeeek sekali.

Sukarame - Bandar Lampung, 11 April 2014

Ahmad Tarnudzy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar