18 Februari 2014

Bahagianya Azis & Reni

Sebuah kisah antara Aku, Kau dan Dia
("Kita" maksudnya, He..he..)

Sore tadi (17 Februari 2014) sekitar pukul 17.00 WIB atau sehari setelah perayaan Walimatul 'Ursy antara Azis dan Reni pada tanggal 16 Februari 2014, aku dan Hamim berkunjung kembali ke kediamannya di Metro Kibang. Maksud kunjungan kami yang kedua kalinya ini adalah ingin memberikan kado yang kemarin belum sempat dibungkus. Malah gak dibungkus juga akhirnya. Hehehe..

Namun yang menyambut kedatangan kami buat mereka berdua,tapi Mbak Umi (Mbaknya Reni) yang sambil
menggendong anaknya, Dzacky. Langsung saja kucubit pipi gembulnya si Dzacky yang baru saja dimandikan oleh bundanya tersebut. Tanpa ba-bi-bu, kutanyakan langsung keberadaan Azis dan Reni dimana. Mbak umi pun langsung menjawabnya.

“Ada dibelakang, lagi bakar sampah.” Jawab mbak Umi.

“Ceilee, bakar sampah aja pake berduaan segala, bikin ane dan Hamim iri aja lo Jis, mentang-mentang masih manten anyar” Canda kami berdua.

Akhirnya kami titipkan saja kado pemberian kami ke mbak Umi, mengingat hari sudah sore dan kami harus kembali ke Sukarame, tempat pengabdian kami berdua. Sepanjang perjalanan menuju Sukarame tak henti-hentinya kami memperbincangkan mereka berdua. Tambah galau saja kami berdua si Azis sudah menikah. Setelah sahabat-sahabat perjuangan kami seangkatan dipondok + dikampus telah dahulu menikah. Ada Akh Rudi yang menikah pada Mei 2012, Kyai Slamet yang menikah pada tanggal 23 Februari 2013, selanjutnya akh Erwan menikah pada tanggal 19 November 2013.
Walimah Akh Rudi Mei 2012

Walimah Slamet, 23 Februari 2013
Satu motto bagi kami para bujangers “AYTKTM” ajalah pokoknya. Artinya “Apapun Yang Terjadi Kami Tetap Menanti” Menanti apa ya? Apa aja deh. Hehe...

Next, mari kita ulas kejadian bersejarah kemarin, kemarin dan kemarinnya...

Subhanallah, ternyata satu lagi sahabat kami yang akan menikah. Yang akan menggenapkan separo agamanya. Beliau adalah Azis Muslim. Sahabat sekaligus teman seperjuangan kami. Yang kami mulai ukhuwah indah itu sejak tahun 2009 hingga 2013. 4 tahun lamanya kami hidup bersama dibalik penjara suci bernama Ma’had Aly Tarbiyyatul Muballighin Muhammadiyah Metro. Susah senang kami jalani bersama ditempat itu.  Di sebuah pondok pesantren yang telah melahirkan banyak generasi penerus Islam ini.

Kenangan manis dan pahit telah kami jalani bersama. Ngaji dan belajar bersama, tidur dan riyadhoh bersama, kena hukuman bersama dari para ustadz yang membuat kami tak jera-jera melakukannya, kena ocehan dari tetangga sebelah "Pak Alam" karena ulah kami yang sering mengintip kerumahnya dari lantai atas, kena ocehan Mbah Haji Abdullah Sajadi karena kami sering membuat gaduh dengan jug-gujag-gajugnya, hingga makan bareng dengan makanan spesial kami yaitu “Makanan Perekat Ukhuwah”. Makanan itu adalah gorengan. Disamping karena harganya sesuai dengan kantong para santri yang bokek abis, juga gorengan mudah kami dapatkan dimana-mana.  

Dan diacara wisuda merupakan acara perpisahan diantara kami semua. Rasanya baru kemarin kita wisuda pondok, kini teman-teman seperjuangan ini telah melalang buana dimana-mana. Banyak sekali kenangan-kenangan yang kami ukir bersama dipondok tercinta kami itu, apalagi jika ditambah dengan kenangan saat masa-masa dikampus dulu. Akan menjadi berlembar-lembar tulisan jika kutuliskan semuanya. Hehe.. Malah niatnya ingin kujadikan novel. Kapan ya bisa terealisasi..?

Sedangkan pengantin wanitanya juga sudah tak asing lagi bagi kami. Dia adalah Reni Budiarti. Seorang aktivis IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) sejak SMA. Juga dia merupakan teman satu angkatan kami dikampus UM Metro tahun 2009 silam. Bedanya dia prodi KPI sedangkan kami prodi PAI. Walau beda prodi, tetap saja kami sering bertemu karena dibawah satu fakultas yaitu FAI. Juga intensitas kuliah bareng ketika prodi PAI dan KPI disatukan menjadi satu kelas dengan mata kuliah yang sama dan dosen yang sama pula. Mungkin dan lagi-lagi mungkin, karena intensitas itulah benih-benih cinta pun tumbuh diantara kami. (Hahaha.. Jadi buka-bukaan deh). Yang namanya suka dengan lawan jenis itu wajar. Sangat wajar sekali. Namun bagaimana kita memenej rasa suka itu dengan sebaik mungkin sesuai aturan syari'at yang berlaku.

Kembali ke Pernikahan antara Azis dan Reni, yang terjadi pada hari ahad/16 Februari 2014. Saat itu kedua mempelai meminta satu diantara kami berdua (Aku dan Hamim) untuk menjadi pembawa acara dalam Walimatul 'Ursy mereka berdua. Aaaaarghh.. Azis, mengapa ente menyuruh kami yang belum sama sekali berpengalaman nge-MC pernikahan. Dan akhirnya terpilihlah "Aku" yang menjadi MC. Inipun setelah berdebat kecil dengan Hamim yang saling todong-menodong. Hahaha.. siap gak siap, Bismillah akan kucoba.

Pagi itu saat jam menunjukkan pukul 07.00 WIB, Aku dan Hamin telah sampai di kediaman Sang Calon Mempelai Wanita di Metro Kibang, Lampung Timur. Perjalanan yang cukup terjal, karena jalan menuju Metro Kibang sangat rusak bahkan parah. Namun itu semua kami lalui dengan santai saja. Sesampainya disana tampak keluarga dari Reni beserta para panitia lain sibuk mendekor dan mengatur lokasi acara pernikahan. Ternyata kedatangan kami sudah ditunggu-tunggu sejak semalam karena tugas kami cukup berat yaitu jadi MC. Jadilah pagi itu Aku, Hamim dan Ustadz Wawan (Kakak iparnya Reni/suami dari mbak Umi yang juga ustadz kami saat dipondok dulu) merancang teknis dan susunan acara.

Susunan acaranya adalah sbb:
1. Pembukaan
2. Pembacaan Ayat Suci Al-Qur'an (Oleh: Fitra Miftahul Huda)
3. Penyerahan calon mempelai pria (Oleh: Bpk. Mandala Putra)
4. Penerimaan calon mempelai pria (Oleh: Bpk. Drs. Edy Hernowo, Mm)
5. Akad Nikah yang dipandu dari KUA Metro Kibang (Oleh: Bpk. Drs. To'at)
6. Taushiyah Walimatul 'Ursy + Do'a (Oleh: Bpk. H. M. Arifuddin, M.Kom.I)
7. Penutup

Setelah ditulis lengkap di Tab-nya Hamim, latihan demi latihan kulakukan. Saat lokasi walimah masih sepi belum ada tamu yang datang, maka waktunya gladibersih. Sempet pesimis juga aku dibuatnya.

Jam telah menunjukkan pukul 09.00 WIB, ketika itu juga rombongan dari mempelai pria telah hadir. Segera kuberjalan menuju arah panggung dan mengambil mic yang telah tersedia. Segera kuucapkan selamat datang dan mempersilahkan calon mempelai pria untuk duduk dan para besan yang wanita untuk masuk kedalam rumah yang sambil membawa parcel-parcel berisi bermacam-macam barang rumah tangga.

Ustadz Wawan memberikan kode padaku agar acara segera dimulai. Meskipun sedikit nerveous, tetap akan kulakukan tugas yang cukup berat bagiku ini. Kalimat salam dan muqoddimah lancar kuucapkan, hingga akhirnya acara demi acara telah selesai. Alhamdulillah. Akhirnya aku bisa meskipun terkesan kaku, grogi, dan kurang lancar kata sebagian orang yang kuminta pendapatnya. Tapi tak mengapalah semua itu telah terjadi. Itu semua menjalani pelajaran yang amat berharga bagiku untuk memperbaiki kualitas diri ini kedepannya.

Last but not least, Selamat menempuh hidup baru buat kedua sahabatku ini. Azis dan Reni. Semoga menjadi keluarga SAMARA (Sakinah, Mawaddah, Warahmah). Segera mendapatkan momongan yang banyak nan sholeh dan sholehah. Aamiin..

Barakallahulaka Wabaraka'alaikuma Wajama'a Bainakuma Fii Khoir. ^_^

Ayo teman-teman seangkatanku yang lain, kapan segera menggenapkan diennya..?
Kapan menyebarkan undangannya...?
Kapan melengkapi tulang rusukmu..?
Bidadari disana telah menantimu, menunggu pinanganmu..

*Tulisan diatas hanya sekedar pengingat bagi jiwa-jiwa yang lalai, pelepas hobiku untuk menulis, dan penegur bagi diri ini yang alpa serta bagi siapa saja yang ingin melangkah lebih maju menatap masa depan. (Terkhusus bagi bagi penulis sendiri) :)

Ditulis dipenghujung malam yang sunyi
Sukarame - Bandar Lampung, 17 Februari 2014


Al-Faqiir
Ahmad Tarnudzy




Tidak ada komentar:

Posting Komentar