("Kita" maksudnya, He..he..)
Sore tadi (17 Februari 2014) sekitar pukul 17.00 WIB atau sehari setelah
perayaan Walimatul 'Ursy antara Azis dan Reni pada tanggal 16 Februari
2014, aku dan Hamim berkunjung kembali ke kediamannya di Metro Kibang.
Maksud kunjungan kami yang kedua kalinya ini adalah ingin memberikan
kado yang kemarin belum sempat dibungkus. Malah gak dibungkus juga
akhirnya. Hehehe..
Namun yang menyambut kedatangan kami buat mereka berdua,tapi Mbak Umi
(Mbaknya Reni) yang sambil
menggendong anaknya, Dzacky. Langsung saja kucubit pipi gembulnya si Dzacky yang baru saja dimandikan oleh bundanya tersebut. Tanpa ba-bi-bu, kutanyakan langsung keberadaan Azis dan Reni dimana. Mbak umi pun langsung menjawabnya.
menggendong anaknya, Dzacky. Langsung saja kucubit pipi gembulnya si Dzacky yang baru saja dimandikan oleh bundanya tersebut. Tanpa ba-bi-bu, kutanyakan langsung keberadaan Azis dan Reni dimana. Mbak umi pun langsung menjawabnya.
“Ada dibelakang, lagi bakar sampah.” Jawab mbak Umi.
“Ceilee,
bakar sampah aja pake berduaan segala, bikin ane dan Hamim iri aja lo
Jis, mentang-mentang masih manten anyar” Canda kami berdua.
Akhirnya
kami titipkan saja kado pemberian kami ke mbak Umi, mengingat hari
sudah sore dan kami harus kembali ke Sukarame, tempat pengabdian kami
berdua. Sepanjang perjalanan menuju Sukarame tak henti-hentinya kami
memperbincangkan mereka berdua. Tambah galau saja kami berdua si Azis
sudah menikah. Setelah sahabat-sahabat perjuangan kami seangkatan
dipondok + dikampus telah dahulu menikah. Ada Akh Rudi yang menikah pada
Mei 2012, Kyai Slamet yang menikah pada tanggal 23 Februari 2013,
selanjutnya akh Erwan menikah pada tanggal 19 November 2013.
Walimah Slamet, 23 Februari 2013 |
Next, mari kita ulas kejadian bersejarah kemarin, kemarin dan kemarinnya...
Subhanallah,
ternyata satu lagi sahabat kami yang akan menikah. Yang akan
menggenapkan separo agamanya. Beliau adalah Azis Muslim. Sahabat
sekaligus teman seperjuangan kami. Yang kami mulai ukhuwah indah itu
sejak tahun 2009 hingga 2013. 4 tahun lamanya kami hidup bersama dibalik
penjara suci bernama Ma’had Aly Tarbiyyatul Muballighin Muhammadiyah
Metro. Susah senang kami jalani bersama ditempat itu. Di sebuah pondok
pesantren yang telah melahirkan banyak generasi penerus Islam ini.
Kenangan manis dan pahit telah kami jalani bersama. Ngaji dan belajar
bersama, tidur dan riyadhoh bersama, kena hukuman bersama dari para
ustadz yang membuat kami tak jera-jera melakukannya, kena ocehan dari
tetangga sebelah "Pak Alam" karena ulah kami yang sering mengintip
kerumahnya dari lantai atas, kena ocehan Mbah Haji Abdullah Sajadi
karena kami sering membuat gaduh dengan jug-gujag-gajugnya, hingga makan
bareng dengan makanan spesial kami yaitu “Makanan Perekat Ukhuwah”.
Makanan itu adalah gorengan. Disamping karena harganya sesuai dengan
kantong para santri yang bokek abis, juga gorengan mudah kami dapatkan
dimana-mana.
Dan diacara wisuda merupakan acara perpisahan diantara kami semua.
Rasanya baru kemarin kita wisuda pondok, kini teman-teman seperjuangan
ini telah melalang buana dimana-mana. Banyak sekali kenangan-kenangan
yang kami ukir bersama dipondok tercinta kami itu, apalagi jika ditambah
dengan kenangan saat masa-masa dikampus dulu. Akan menjadi
berlembar-lembar tulisan jika kutuliskan semuanya. Hehe.. Malah niatnya
ingin kujadikan novel. Kapan ya bisa terealisasi..?
Sedangkan pengantin wanitanya juga sudah tak asing lagi bagi kami.
Dia adalah Reni Budiarti. Seorang aktivis IPM (Ikatan Pelajar
Muhammadiyah) sejak SMA. Juga dia merupakan teman satu angkatan kami
dikampus UM Metro tahun 2009 silam. Bedanya dia prodi KPI sedangkan kami
prodi PAI. Walau beda prodi, tetap saja kami sering bertemu karena
dibawah satu fakultas yaitu FAI. Juga intensitas kuliah bareng ketika
prodi PAI dan KPI disatukan menjadi satu kelas dengan mata kuliah yang
sama dan dosen yang sama pula. Mungkin dan lagi-lagi mungkin, karena
intensitas itulah benih-benih cinta pun tumbuh diantara kami. (Hahaha..
Jadi buka-bukaan deh). Yang namanya suka dengan lawan jenis itu wajar.
Sangat wajar sekali. Namun bagaimana kita memenej rasa suka itu dengan
sebaik mungkin sesuai aturan syari'at yang berlaku.
Kembali
ke Pernikahan antara Azis dan Reni, yang terjadi pada hari ahad/16
Februari 2014. Saat itu kedua mempelai meminta satu diantara kami berdua
(Aku dan Hamim) untuk menjadi pembawa acara dalam Walimatul 'Ursy
mereka berdua. Aaaaarghh.. Azis, mengapa ente menyuruh kami yang belum
sama sekali berpengalaman nge-MC pernikahan. Dan akhirnya terpilihlah
"Aku" yang menjadi MC. Inipun setelah berdebat kecil dengan Hamim yang
saling todong-menodong. Hahaha.. siap gak siap, Bismillah akan kucoba.
Pagi
itu saat jam menunjukkan pukul 07.00 WIB, Aku dan Hamin telah sampai di
kediaman Sang Calon Mempelai Wanita di Metro Kibang, Lampung Timur.
Perjalanan yang cukup terjal, karena jalan menuju Metro Kibang sangat
rusak bahkan parah. Namun itu semua kami lalui dengan santai saja.
Sesampainya disana tampak keluarga dari Reni beserta para panitia lain
sibuk mendekor dan mengatur lokasi acara pernikahan. Ternyata kedatangan
kami sudah ditunggu-tunggu sejak semalam karena tugas kami cukup berat
yaitu jadi MC. Jadilah pagi itu Aku, Hamim dan Ustadz Wawan (Kakak
iparnya Reni/suami dari mbak Umi yang juga ustadz kami saat dipondok
dulu) merancang teknis dan susunan acara.
Susunan acaranya adalah sbb:
1. Pembukaan
2. Pembacaan Ayat Suci Al-Qur'an (Oleh: Fitra Miftahul Huda)
3. Penyerahan calon mempelai pria (Oleh: Bpk. Mandala Putra)
4. Penerimaan calon mempelai pria (Oleh: Bpk. Drs. Edy Hernowo, Mm)
5. Akad Nikah yang dipandu dari KUA Metro Kibang (Oleh: Bpk. Drs. To'at)
6. Taushiyah Walimatul 'Ursy + Do'a (Oleh: Bpk. H. M. Arifuddin, M.Kom.I)
7. Penutup
Setelah
ditulis lengkap di Tab-nya Hamim, latihan demi latihan kulakukan. Saat
lokasi walimah masih sepi belum ada tamu yang datang, maka waktunya
gladibersih. Sempet pesimis juga aku dibuatnya.
Jam
telah menunjukkan pukul 09.00 WIB, ketika itu juga rombongan dari
mempelai pria telah hadir. Segera kuberjalan menuju arah panggung dan
mengambil mic yang telah tersedia. Segera kuucapkan selamat datang dan
mempersilahkan calon mempelai pria untuk duduk dan para besan yang
wanita untuk masuk kedalam rumah yang sambil membawa parcel-parcel
berisi bermacam-macam barang rumah tangga.
Ustadz Wawan
memberikan kode padaku agar acara segera dimulai. Meskipun sedikit
nerveous, tetap akan kulakukan tugas yang cukup berat bagiku ini.
Kalimat salam dan muqoddimah lancar kuucapkan, hingga akhirnya acara
demi acara telah selesai. Alhamdulillah. Akhirnya aku bisa meskipun
terkesan kaku, grogi, dan kurang lancar kata sebagian orang yang kuminta
pendapatnya. Tapi tak mengapalah semua itu telah terjadi. Itu semua
menjalani pelajaran yang amat berharga bagiku untuk memperbaiki kualitas
diri ini kedepannya.
Last but not least, Selamat menempuh hidup baru buat kedua sahabatku
ini. Azis dan Reni. Semoga menjadi keluarga SAMARA (Sakinah, Mawaddah,
Warahmah). Segera mendapatkan momongan yang banyak nan sholeh dan
sholehah. Aamiin..
Barakallahulaka Wabaraka'alaikuma Wajama'a Bainakuma Fii Khoir. ^_^
Ayo teman-teman seangkatanku yang lain, kapan segera menggenapkan diennya..?
Kapan menyebarkan undangannya...?
Kapan melengkapi tulang rusukmu..?
Bidadari disana telah menantimu, menunggu pinanganmu..
*Tulisan
diatas hanya sekedar pengingat bagi jiwa-jiwa yang lalai, pelepas
hobiku untuk menulis, dan penegur bagi diri ini yang alpa serta bagi
siapa saja yang ingin melangkah lebih maju menatap masa depan.
(Terkhusus bagi bagi penulis sendiri) :)
Ditulis dipenghujung malam yang sunyi
Sukarame - Bandar Lampung, 17 Februari 2014
Al-Faqiir
Ahmad Tarnudzy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar