Sebuah kisah singkat acara pewisudaanku
Selasa, 19 November 2013
“Wisuda adalah
kesyukuran, bukti syukur bagi orang yang berilmu adalah semakin tunduk,
tawadhu’ dan istiqomah, kepada Sang Pemberi Ilmu.”
Wisuda merupakan hal yang dinanti-nanti oleh seluruh
mahasiswa. Pasalnya diwisuda merupakan salah satu hal yang paling membanggakan,
sah menggunakan gelar akademik dan merupakan suatu pengalaman yang takkan
terlupakan selama hidupnya. Mengingat untuk mencapai wisuda perlu kerja keras
dan pengorbanan (korban waktu, tenaga, uang, dsb).
Kerja kerasnya adalah menimba ilmu atau kuliah selama kurang lebih 4 tahun lamanya dengan
penuh kesabaran. Kenapa sabar? Tentu saja sabar ini mutlak harus ada pada
setiap diri seorang mahasiswa, sebab kalau tidak sabar tidak sedikit mahasiswa
yang ketika menjalankan kuliah ada yang cuti, kerja, nikah, mengandung anak, juga
ada yang lebih mementingkan organisasi dari pada kuliahnya. Lebih parahnya
tujuan kuliah ada yang ingin pamer harta, mencari pacar, main-main, dll.
Dan Alhamdulillah aku Ahmad Tarnudzi telah berhasil melewati
masa-masa itu. Wisuda pada tanggal 19 November 2013.
Flashback sebelum acara wisuda, pada hari sabtu/16 November
aku terlebih dahulu pulkam menuju kotabumi dari sukarame Balam, tempat
pengabdianku. Dengan diantar temanku Hamim Tamimi, naik motor menuju stasiun
kereta api. Ya kupilih kereta api karena kangen dengan suasananya. Tarifnya
adalah Rp 20.000 sungguh diluar dugaanku, padahal pada bulan Mei lalu tarifnya
masih Rp 8.000. Ya sih kereta yang kugunakan saat itu yang biasa saja alias
kelas ekonomi, tapi sekarang kereta kelas ekonomi sudah tak ada lagi.
Ckckckck... :(
Pas adzan asar aku sampai dirumah. Tujuanku pulang tentu
saja adalah menyampaikan dan memberitahukan acara wisudaku dihari selasa. Kami
berdiskusi, menentukan anggota keluargaku siapa saja yang bisa ikut, juga
menentukan tempat tinggal untuk menginap semalam di Metro. Akhirnya yang bisa
menghadiri di acara pewisudaanu adalah ibuku, mbakku, dan kakak laki-lakiku
yang berda di Siderejo, Lampung Timur. Dan tempat untuk menginap telah
diputuskan di Hotel, tepatnya hotel Musdalifah belakang ma’hadku dulu.
Hari senin pagi kulangkahkan kaki ini lagi untuk menuju kota
Metro. Tempatku menghabiskan waktu mondok dan kuliah. Kupilih pagi karena jam
08.00 ada pembekalan alumni dari PWM. Dan siangnya jam 13.00 WIB ada gladiresik
persiapan wisuda. Namun sayang untuk pembekalan aku tak bisa hadir, karena
telat. Jam 10.30 aku bari tiba di Metro. Setelah kukontak teman-temanku,
katanya lebih baik tak usah datang karena banyak wisudawan yang hadir pulang
lagi karena aula gedung E tempat pembekalan alumni dari PWM sudah padat.
Alhamdulillah, kalau begitu aku bisa istirahat terlebih dahulu dipondokku dulu.
Sekedar meluruskan kaki dan mempersiapkan gladiresik pukul 13.00 nanti.
Kini jam telah menunjukkan pukul 13.00 WIB, dengan diantar
Prastowo salah satu adik tingkatku yang sangat baik dan penyabar, dia mulai
meng-gas Mionya menuju kampus. Tiba dikampus calon wisudawan sudah ramai
berkumpul dilokasi acara wisuda. Yaitu di lapangan futsal atau depan gedung B.
Dari tahun ke tahun, tempat ini memang selalu digunakan untuk wisuda dan
mastama.
Kumasuki area wisuda, dan bertemu dengan teman-temanku di
FAI angkatan 2009. Sebelum duduk dikursi yang sudah tertera namaku, Endang
mengatakan bahwa aku termasuk salah satu wisudawan terbaik dan tempat duduknya
terpisah diujung dekat gedung UKM. Dengan perasaan suka cita, kucari-cari
kursiku yang berjejeran dengan mahasiswa-mahasiswa terbaik lainnya. Yap akhirnya
dapat. Sekitar ada 20 orangan yang termasuk kategori mahasiswa terbaik. Tingkat
universitas, tingkat fakultas dan perolehan nilai TOEFL tertinggi. Untuk FAI
sendiri, urutan pertama ada Reni Budiarti, selanjutnya ada Hindun, setelahnya
ada Putri, baru kemudian menyusul diriku dan tepat berada dibelakangku ada
Atikah Al-Ghozali.
Dengan seksama dan mengikuti gladiresik, tiba-tiba datang
ustadz Nur dan ustadz Fajar menghampiriku. “Akhi antum yang baca ikrar
wisudawan ya?” dengan kaget kemudian aku menjawab “Gak salah tadz? Ane kan
ngomongnya gak teges?” “Ga apa2, bisa belajar, yang paling penting adalah
makhorijul hurul dan pelafalan bahasa Arabnya.” “Oke deh” ucapku dengan senang
hati. Hehehe...
Dan Alhamdulillah, ketika latihan didepan dengan diikuti
900an mahasiswa lainnya, aku lancar memimpin ikrar wisuda, namun sedikit
nerveous dan takut kalau ditegur Pak Iskandar, dekan sekaligus dosen asal
fakultas hukum paling killer di UM apalagi sampe dikritik langsung dihadapan
mahasiswa lainnya. Hiii Syereeeem!!!
Hari telah berganti, kini telah memasuki tanggal 19 November
2013. Itu artinya hari ini hari spesial bagiku. Hari pewisudaanku. Pukul 05.50
aku, ibuku, dan mbakku meninggalkan hotel yang kami tiduri semalam. 130.000
tarif dalam semalam. Tanpa makan hanya untuk biaya penginapan saja. Dengan
pakaian pakaian dan penampilan yang sangat rapih, kami bertiga menunggu mobil
angkot arah kampusku datang. Sediit cemas karena takut terlambat, akhirnya
mobil angkot tiba juga.
Sesampainya dikampus ternyata belum banyak orang yang
berdatangan. Kami berhenti ditrotoar depan SMP 2 Metro. Dan disitulah aku
memakai baju kebesaran + toganya. Setelah siap kami bertiga berjalan memasuki
gerbang kampusku menuju lapangan, tempat acara pewisudaanku. Sebelum sampai
kelapangan, sempat berhenti dekat pos satpam untuk berfoto2 dulu dikarangan
bunga, hahaha... sdikit narsis dikit.
Tiba-tiba Reni temanku SMS untu segera berkumpul didepn
gedung D. Akupun menuju kesana, sedangkan ibu dan mbau langsung menuju ursi
undangan dan duduk tenang menanti acara pewisudaan dimulai.
Selama dalam menjalani kuliah, akupun terlibat aktiv
Ngeksis 1 |
Ngeksis 2 |
My Family (ki-ka: Teh Ria, Kakak, Emak, Ane) :) |
With My Beloved Mom ^_^ |
Para sahabatku satu angkatan (Di kampus juga ma'had) |
Dengan teman2 akhwat 1 angkatan |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar