27 Februari 2021

Bincang-bincang Kepenulisan Bersama Kober

Alhamdulillah hari ini, Sabtu, 27 Februari 2021 saya mewakili FLP hadir memenuhi undangan wawancara atau podcast nya dari Komunitas Berkat Yakin (KOBER) Lampung. Seru sekali wawancara yang dimulai pukul 15.00 - 17.00 WIB bertempat di sekretariat Kober didaerah Gunung Terang, Bandar Lampung.

Berikut hasil wawancara yang saya rangkum menjadi sebuah tulisan.

Saya dan dua moderator dari Kober

 

1.       Kapan awal mula FLP berdiri di Lampung?

 

Awal mula FLP Lampung berdiri pada tahun 2000. Mbak Masnawati saat itu ditunjuk langsung oleh pendiri FLP yaitu Helvy Tiana Rosa untuk menjadi ketua pertama FLP Lampung. Saat itu anggota FLP kebanyakan dari mahasiswa Unila, termasuk mbak Masnawati sendiri.

 

Selanjutnya ketua FLP Lampung yang kedua bernama Ratno Fadila. Ketiga bernama Puput Rahadian. Keempat bernama Angga Aditya. Kelima bernama Agus Utomo. Keenam bernama Naqiyyah Syam. Ketujuh bernama Tri Sujarwo. Kedelapan bernama Suwanda. Dan kesembilan saya sendiri, Ahmad Tarnudzy.

 

2.       Karena ada banyak cabang di daerah lain juga, apakah ada pelatihan tertentu atau ketentuan tertentu untuk yang kemudian bertanggung jawab di FLP Lampung?

 

Iya ada. Saat ini FLP Wilayah Lampung memiliki 4 cabang aktif. Yaitu:

FLP Cabang Bandar Lampung diketuai oleh Desy Listhiana

FLP Cabang Metro diketuai oleh Ranti Suci Lestari

FLP Cabang Lampung Selatan diketuai oleh Shinja Tsaqib

FLP Cabang Lampung Tengah diketuai oleh Leli Fraftiani

 

Setiap FLP Cabang memiliki struktur kepengurusan dan program kerja sendiri-sendiri. Setiap kegiatan FLP Cabang biasanya ada yang khusus untuk  internal FLP Cabang itu sendiri ada juga yang mengundang cabang-cabang lain, termasuk wilayah. Biasanya FLP Wilayah selalu diminta untuk memberikan kata sambutan disetiap acara cabang. Dan tentunya bertanggung jawab pada wilayah.

 


3.       Visi misi yang ingin dicapai di FLP Lampung?

Sesuai dengan Anggaran Dasar FLP Pasal 4 Ayat 1 dan 2, maka visi dan misi FLP adalah sebagai berikut:

(1)    FLP memiliki visi untuk menjadi sebuah organisasi yang memberikan pencerahan melalui tulisan.

(2)    FLP memiliki misi :

a.       Meningkatkan mutu dan produktivitas karya anggota sebagai sumbangsih berarti bagi masyarakat.

b.      Membangun jaringan penulis yang menghasilkan karya-karya berkualitas dan mencerdaskan.

c.       Meningkatkan budaya membaca dan menulis di kalangan masyarakat.

d.      Memperjuangkan kehidupan yang lebih baik bagi penulis

 

4.       Apa masalah paling urgent di Lampung dan bagaimana jika dibandingkan dengan apa yang dihadapi oleh FLP di wilayah lain?

 

Menurut saya masalah urgent saat ini adalah minat baca masyarakat sekarang tergolong rendah. Tidak seperti di negara-negara lain seperti Jepang misalnya yang menyediakan bacaan gratis ditempat-tempat umum. Kalau di Indonesia, Lampung khususnya masih sangat sulit dilakukan gerakan-gerakan seperti itu. Apalagi sekarang makin maraknya berbagai jenis gadget yang akhirnya mengakibatkan rendahnya minat membaca. Padahal ayat Al-Qur’an yang pertama turun memerintahkan kita untuk membaca. Keadaan ini pun sama seperti kebanyakan di wilayah lain selain di Lampung.

 

5.       Kalian punya banyak kegiatan dan beberapa yang terakhir seperti Kelas online tentang tips menghasilkan uang dari blog atau Webinar copy writing teknik menjual lewat tulisan. Apakah ada hal tertentu yang ingin dicapai, karena ini menarik, seolah merupakan upaya untuk membuka mata umum bahwa menulis itu juga bisa menghasilkan?

 

Sesuai dengan visi FLP yaitu memberikan pencerahan melalui tulisan, maka teman-teman FLP diusahakan untuk tetap menulis dengan tujuan dakwah bil qolam yaitu menyampaikan kebaikan melalui tulisan-tulisannya. Adapun tulisannya jika itu menghasilkan merupakan bonus dari usahanya masing-masing. Seperti ikut lomba menulis, mengirimkan tulisannya ke media massa, posting di blog, dll. Dari sini artinya menulis itu bisa menghasilkan.

 

6.       Pendapat mengenai stigma seni khususnya menulis tidak menghasilkan atau tidak dapat menjamin masa depan cerah?

                                                  

Kembali ke persepsi individu masing-masing ya. Kalau menurut saya ketika kita memilih jalan menjadi seorang penulis, maka buktikan. Buktikan dengan banyaknya karya tulis kita, buktikan ke orangtua atau istri kita bahwa menulis saat ini bisa menghasilkan uang hanya duduk manis depan laptop. Yakinlah, dengan usaha yang maksimal bonus atau penghasilan itu akan datang dengan sendirinya.

 

7.       Upaya apa yang dilakukan agar dapat menyesuaikan diri atau menjaga hubungan dan antusiasme para peminat atau pengikut FLP, dengan kondisi yang seperti sekarang, kondisi yang serba berjauhan?

 

Kita ketahui, pandemi Covid 19 ini membatasi ruang gerak kita. Khususnya komunitas kita di FLP. Yang dulu sebelum pandemi biasanya rutin mengadakan kelas menulis, pelatihan, seminar, menggelar Taman Baca dijalan-jalan, dll. Maka dalam sekejap semua aktivitas itu terhenti.

 

Namun keuntungannya, dengan adanya covid 19 ini, para anggota jadi melek teknologi. Yang biasanya semua kegiatan kita adakan secara offline kini semuanya serba online. Aplikasi seperti Zoom, Google Meet, Live IG, Youtube, dll semua kita jangkau untuk kembali menjaga hubungan baik ke masyarakat khususnya anggota FLP sendri tanpa khawatir terjangkit Covid 19.

 

8.       FLP Lampung juga ada kelas menulis dan berbagai macam pelatihan. Bagaimana sistemnya dan apa yang ingin dicapai? Adakah target tertentu?

 

Dulu sebelum pandemi sistemnya kita adakan rapat dan membentuk kepanitiaan. Lalu promosi supaya orang-orang ikut kelas menulis atau pelatihan menulis. Target kita umum. Segala usia bisa ikut belajar. Dari anak-anak, remaja, pelajar, mahasiswa, guru, dosen, bahkan ibu rumah tangga sekalipun bisa ikutan belajar. Jadi di FLP tidak ada batasan sosial dan usia. Tujuannya supaya mengasah kemampuan mereka supaya bisa menulis.

 

9.       Kalian juga ada launching buku dari penulis nasional bahkan ada buku dari FLP sendiri apa tantangannya?

 

Banyak tantangan sebenarnya. Bisa dari penulisnya, penerbitnya hingga pembacanya. Penulisnya, kita seleksi ketat tulisan-tulisan yang layak dibukukan. Selain layak sesuai atau tidak dengan pilar FLP yaitu keislaman, seperti tidak mengandung unsur SARA, vulgar, dll. Juga menyesuaikan dengan tema tulisan yang ingin dibukukan.

 

Kalau tantangan dari penerbitnya, tergantung kita mau penerbit mayor yang super ketat seleksinya atau hanya penerbit minor /indie yang mudah tulisan untuk diterbitkan.

 

Sedangkan dari pembaca yang membaca tulisan-tulisan kita, dibutuhkan kepercayaan. Maka pentingnya passion menulis disini supaya kita dikenal pembaca khas dengan passion kita. Lalu tentukan genre apa yang kita minati apakah novel, cerpen, puisi, essay, artikel, dll

 

10.   Apa persoalan, khususnya di Lampung yang menyebabkan rendahnya peminat di bidang literasi baik sebagai pembaca, penulis, ataupun penerbitan? Dan bagaimana harus menyikapinya?

 

Sebenarnya persoalannya ada di diri kita sendiri. Mau atau tidak menjadi bagian literasi tersebut.baik sebagai pembaca, penulis atau penerbit. Seperti kata pepatah, dimana ada kemauan disitu ada jalan. Saya rasa di Lampung sudah cukup kondusif untuk menggerakkan literasi. Baik disekoalh, kampus, maupun komunitas sudah cukup masif. Asal mau atautidak kita menjadi bagian tersebut. Tentunya juga dukungan penuh dari pemerintah setempat.

 

11.   Apa Harapan FLP Lampung untuk Lampung?

 

Harapan FLP untuk Lampung agar terus mendukung segala kegiatan literasi dari berbagai penyelenggara kegiatan. Selain mendukung juga bisa menganggarkan kegiatan-kegiatan literasi. Ini semua demi Lampung yang kita cintai agar maju dari berbagai bidang, termasuk seni sastra. Kelak supaya bermunculan penulis-penulis andal dari Lampung guna mengharumkan nama Lampung.

 

12.   Cara untuk bergabung dan update info tentang kegiatan2 FLP?

 

Untuk bergabung di FLP cukup mudah. Saat kami membuka open rekruitment maka teman-teman bisa mendaftar. Biasanya syaratnya berupa menyerahkan satu karya tulis bebas. Bisa puisi, cerpen, artikel, dll. Selain itu ada pas foto, fotokopi identitas, dan biaya pendaftaran. Setelah itu dari FLP akan memberikan hak berupa kelas-kelas menulis dan pembinaan secara intensif. Disini bakal kelihatan, yang serius akan rajin hadir dan akan dilantik menjadi anggota baru. 

 


 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar